Fakta ‘Kentut’ Pabrik PT APR Setelah Diresmikan Tangan Cebok

Bagikan Artikel Ini:

Fakta ‘Kentut’ Pabrik PT APR Setelah Diresmikan Tangan Cebok

Belum sebulan diresmikan setidaknya sudah 3 kali protes karena polusi udara

Suaraburuhnews.com – Pangkalan Kerinci – Seiak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Jokowi pada Tanggal 20/2/2020 kemarin pabrik PT APR banyak menuai protes keberadaan perusahaan ini. Protes yang paling disoroti terkait dengan polisi udara.

Apakah ini jawabannya ketika waktu perismian pabrik ini taipan Sukanto Tanoto mengunakan tangan cebok?

Inilah faktanya warga Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan hanya dapat menikmati bau busuknya pabrik sementara bau dolarnya di bawa ke negara tetangga Singapura.

Dalam catatan sbnc pabrik ini belum berumur satu bulan. Namun dalam prakteknya pabrik ini sudah banyak diprotes dari berbagai kalangan masyarakat karena kejahatan lingkungan perusahaan PT APR. Pada saat ini yang nyata kejahatan pabrik ini terkait pencermaran udara terutama pembuangan limbah yang berbau busuk.

Belum sampai sebulan diresmikan protes warga Pangkalan Kerinci sudah beberapa kali terjadi.

Pada Hari Selasa (25/2/2020) Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Pelalawan Bersatu (AMPB) melakukan aksi protes di Pos II pintu masuk pabrik PT RAPP dan PT APR Jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci Timur. Isi tuntanya sejumlah mahasiswa terhadap PT RAPP yakni adanya dugaan pencemaran polusi udara yang mengganggu pernafasan dan mengkhawatirkan kesehatan penduduk Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Dan mereka menuntut beberapa poin; Hilangkan bau busuk dari produksi PT RAPP atau PT APR. Hentikan penggunaan zat klorin dan zat dari produksi tissue tekstil oleh pabrik PT APR.

Kemudian sehari setelah aksi mahasiswa itu tepatnya pada Hari Rabu (26/2/2020), sekitar pukul 22.00 WIB seorang pemuda Pangkalan Kerinci bernama Umar Syahputra nekat menerobos pos 1 PT RAPP. Namun aksi nekatnya terhenti di Pos jaga Sekuriti yang sedang piket berupaya mencegah masuk kawasan vital ini. Sumber aksi spontan ini diakibatkan juga karena bau busuk dari cerobong pabrik PT APR.

Aksi spontanitas Umar Saputra ini menjadi viral di media sosial.

Seterusnya terkait rencana aksi protes bau busuk limbah pabrik PT Asian Pasific Rayon (APR) oleh 276 Ketua Rukun Tetangga (KRT) dengan 33 Ketua Rukun Wilayah (KRW) dibawah Wilayah 8 Kepala Lingkungan (Kelling) se Kecamatan Pkl Kerinci.

Camat Pangkalan Kerinci Dodi A Saputra menyebut aksi protes bau busuk limbah pabrik PT Asian Pasific Rayon (APR) PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) oleh 276 KTR, 33 KRW dan 8 Kepala Lingkungan. Diketahuinya rencana aksi RT, RW dan Kalling ini setelah adanya sejumlah perwakilan Ketua Rukun Tetangga dan Ketua Rukun Wilayah memjupainya.

“Iya banar, aksi protes ini, saya ketahui setelah sejumlah Ketua RT dan Ketua RW dan Kepala Lingkungan memberitahukan bahwa akan melakukan aksi demo di PT RAPP terkait bau busuk limbah yang diduga berasal dari pabrik PT APR,” jelas Dodi A Saputra, (ungkapriau.com)

Mengenai tuntutan para RT, RW dan Kaling ini terkait masalah bau busuk yang diduga limbah berasal dari pabrik PT Asian Pasific Rayon.

Selain masalah bau busuk yang di komplim RT, RW dan Kaling itu dan juga masalah pemasangan alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang mana fungsi alat ISPU ini  untuk laporan kualitas udara kepada masyarakat dalam menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya kesehatan kepada masyarakat setelah menghirup udaranya.

“Jika dampak bau busuk limbah ini dinyatakan tidak berpemgaruh dan membahayakan kehidupan mahluk sekitatnya dan harus ada berupa sertifikat uji Labor Chemical dari pihak Indenpenden,” kata Camat Dodi A, seraya menirukan tuntutan masyarakat yang berencana aksi protes itu.*

Poto: Pabrik PT APR.

Komentari Artikel Ini