Kapolri Sebut Pelaku Bom Gereja Pemimpin JAD Surabaya

Bagikan Artikel Ini:

Suaraburuhnews.com – Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur masih terkait dengan kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Menurut dia, mereka adalah kelompok pendukung Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

“Kemudian kelompok pelaku yang ada ini, satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya, dia adalah ketuanya,” kata Tito dalam jumpa pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5).

Pelaku yang diduga meledakkan bom di tiga gereja ini berjumlah 6 orang, yang terdiri dari pasangan suami-istri dan empat anaknya. Menurut Tito, sang suami berinisial D diduga kuat adalah Ketua JAD Surabaya. Keenam terduga pelaku tersebut dinyatakan tewas setelah meledakan bom tersebut.

Baca Juga :  IPMKP Aksi Damai Tuntut CSR PT Indosawit Subur

Tito menyampaikan bahwa motif dugaan bom bunuh diri ini tak terlepas dari kekalahan ISIS. Sebab, kata Tito, ISIS saat ini sudah terdesak lantaran digempur banyak pihak di Irak dan Suriah. Alhasil, mereka menyebar pesan kepada para simpatisan dan anggotanya yang kembali ke negara masing-masing menggelar serangan di seluruh dunia.

“Sehingga dalam keadaan terpojok, kemudian memerintahkan semua jaringan di luar, termasuk yang sudah kembali ke Indonesia untuk melakukan serangan di seluruh dunia. Termasuk di London, juga ada peristiwa terorisme yang menggunakan pisau,” kata mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri itu.

Menurut Tito, saat ini ada sekitar seribu lebih warga negara Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Sebagian dari mereka sudah kembali.

Baca Juga :  Sinarmas Grup Menadah dan Menampung Kayu Alam Riau dari Sumber Ilegal

Tito menduga aksi bom bunuh diri di Surabaya dilakukan sebagai bentuk pembalasan, karena pimpinan tertinggi JAD telah ditangkap. Mereka adalah Aman Abdurrahman dan Zainal Anshori.

Menurut Tito, kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, menjadi salah satu tindakan pembalasan yang dilakukan kelompok JAD. Hal itu dijadikan momen buat melakukan serangan bertubi-tubi kepada warga sipil dan polisi.

“Jadi tidak sekedar hanya masalah makanan. Tapi memang mereka sudah maunya panas. Ini mereka ambil momentum lakukan pembalasan itu,” ujar Tito.

Dikutip dari : CNN Indonesia

Komentari Artikel Ini