Sauraburuhnews.com – Kamis (26/5) Arsyadjuliandi Racman sudah dilantik menjadi Gubernur Riau oleh Presiden RI Joko Widodo. Pelantikan menjadi gubernur dari plt sudah manjadi defenitip. Ini tidak hanya dambaan plotisi Golkar itu sendir8 tetapi juga harapan masyarakat Riau.
Pelantikan gubernur defenitip tersebut menambah suasana perpolitikan Riau memanas. Mengapa demikian? Setelah gubernur defenitip dilantik tentu diperlukan wakil gubernur untuk pendamping Arsyadjuliandi Racman selaku gubernur. Perebutan kursi panas orang nomor dua di Riau itulah yang membuat politik Riau mulai meninggi kembali.
Tercatat dalam rentetan sejarah dan perkembangan partai berlambang beringin itu di bumi Lencang Kuning. Ada tokoh-tokoh itu masih mejabat di masing-masing kabupaten.
Ada HM. Harris menjabat Bupati Pelalawan. Yopi Arianto menjadi Bupati di Inhu, kemudian ada lagi Syamsuar menjabat sebagai Bupati Siak. Selain itu, Sukarmis yang baru saja pensiun dari Bupati Kuansing dua periode. Suparman Bupati Rohul yang baru saja berdinas. Dan masih banyak calon-calon yang mungkin bisa mendampinggi Gubri tersebut.
Dari sekian banyak calon yang disebutkan di atas, lalu siapa yang mempunyai peluang yang lebih besar untuk menduduki Riau dua itu.
HM. Harris, saat ini menjelang dua periode menjadi Bupati Pelalawan. Lebih kurang baru dua bulan dilantik menjadi Bupati Pelalawan periode ke dua.
Dikalangan partai Golkar di Riau, HM. Harris digolongkan paling senior. Tak hanya senior dikalangan partai berlambang pohon beringin itu, HM. Harris cukup berpengaruh dalam menentukan dan menyelasaikan permasalahan partai Golkar di Riau.
Lalu bagaimana dengan menduduki kursi nomor 2 di Riau? Golkar adalah partai paling berhak menentukan siapa pendamping Asyadjulianto Racman. Mengapa demikian? Pada pilkada Gubri dua tahun yang lalu, Golkar tanpa menjalin koalisi dengan partai lain. Tentu secara aturan lebih berhak Golkar memilih dan menentukannya orang-orang yang akan duduk di posisi itu.
Terpulang kepada Golkar Riau, apakah mereka memilih orang di luar partainya atau di tubuh partainya. Tentu pertimbangan politik tersebut cukup seru. Kalau Golkar memilih orang ditubuh partainya maka peluang HM. Harris cukup besar untuk mendanpinggi gubernur sekrang.
Namun petimbangan itu dikemblikan kepada HM. Harris. Apakah dia mau menjadi orang nomor dua di propinsi Riau atau tetap menjadi orang nomor satu di Kabupten Pelalawan. (rj)