Perjuangan Emak-emak Tukang Parkir di Pangkalan Kerinci

Bagikan Artikel Ini:

Perjuangan Emak-emak Tukang Parkir di Pangkalan Kerinci

Suaraburuhnews.com – Pangkalan Kerinci – Siang itu panas terik sekali. Arloji serputar menunjukan sekitar pukul 14.00 Wib. Sesekali mata berkunang-kunang melihat silau kaca mobil yang parkir di salah satu warung kopi terkenal di ibu kota Pelalawan.

Terliah sosok perempuan yang sudah berumur detengah abad sedang mengatur keluar mobil dari tempat parkir. Keringat bercucuran membasahi wajahnya.

“Terus…..terus……teruss….” terucap dari mulutnya mengatur dan mengarahkan kendaraan keluar dan masuk di areal parkir tersebut.

Dialah Vilomena Sinaga (52) yang sudah 4 tahun berprofesi sebagai juru parkir di sebuah warung kopi di Pangkalan Kerinci.

Baca Juga :  Dihadiri Puluhan Mahasiswa Internasional, Rektor UIR Buka Puasa Bersama JMSI Riau

Sebagai profesi ini dia menghidupi seorang anaknya yang saat ini duduk SMPN 1 Pangkalan Kerinci. Anak
perempuan kesangannya iti duduk di kelas 1.

Vilomena tinggal bersama keluarganya di Jalan Sepakat Kelurahan Kerinci Timur. Pengakuannya dia sudah 15 th tinggal di Pangkalan Kerinci.

Hasil yang dia peroleh setiap hari Rp.30.000 per hari. Namun terkadang ada juga dibawah itu. Penghasilan dari juru parkir itu dia gunakan untuk biaya hidup sehari-hari, biaya sekolah anak, kontrakan murah.

Pengalamn pahit yang dialaminya selama ini banyak sekali yang terjadi. Terkadang pas giliran bayar parkir pemilik kendaraan lari. Kita tak bisabuat apa-apa, katanya.

Baca Juga :  Menteri PPPA-Ketum PWI Pusat Antusias Jajaki Kerjasama, Inilah Isu-isu Penting yang Dibahas

Selain itu terkadang setoran tak cukup terpaksa kita hutang dulu, setelah dapat uang baru dibayar.

Sama halnya yang dialami oleh juru parkir ini, Sasrida Boru Purba (40). Dia sudah 3 tahun menjadi juru parkir. Kawasan parkirnya di salah satu toko roti di Pangkalan Kerinci.

Sasrida memiliki 2 orang anak yang masih sekolah di SD. Penghasilan Ida per hari Rp. 50.000. Penghasilanya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari.(sbnc/01)

Satu pemikiran pada “Perjuangan Emak-emak Tukang Parkir di Pangkalan Kerinci”

  1. Kadang saya bingung melihat masyarakat ini, satu sisi mengeluh akan kehidupan yang serba sulit.. satu sisi terus membanggakan prestasi pemerintah dalam peningkatan ekonomi masyarakat, jokowi 2 periode jokowi 2 periode.. itu kan yang anda2 teriakkan… dimana letak konsisten anda dalam bersikap…

    Balas

Komentari Artikel Ini