Revisi Perda RTRW; DR Elviriadi Sebut Masa Depan Masyarakat Pelalawan Tergantung Ekosistem Pohon Sialang

Bagikan Artikel Ini:

Revisi Perda RTRW; DR Elviriadi Sebut Masa Depan Masyarakat Pelalawan Tergantung Ekosistem Pohon Sialang

Suaraburuhnews.com – Pekanbaru – Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pelalawan kembali direvisi setelah Kementerian LHK meminta KLHS.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) memang dipersyaratkan dalam UU Tata Ruang supaya lingkungan hidup selamat.

Menyikapi hal itu, pakar lingkungan DR. Elviriadi ketika dihubungi suaraburuhnews.com (sbnc) melalui  aplikasi whataps menjawab serius.

“Ya, revisi Perda RTRW budak pelalawan ini memang berkah, ini kesempatan emas untuk membina jati diri melayu dalam arah pembangunan,” ungkapnya memgawali

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu menjelaskan, syarat Perda RTRW itu harusnya didahului Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Sinkronisasi dengan tata ruang propinsi.

“Untung KLHK jeli, RTRW Pelalawan ini sama dengan RTRW Propinsi, KLHS tak dibuat, macam mane nak memastikan keselamatan lingkungan dan mengatasi bencana? Menyanyah kerje,” protes putra Selatpanjang dengan logat melayu kental.

Ketua Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menambahkan, kejayaan tata ruang Pelalawan itu terletak pada kearifan lokal tetua Melayu masa silam.

“Tata Ruang Masyarakat Pelalawan itu telah ada sejak masa kerajaan, pola ruang, pemanfaatan ruang, pembagian hutan tanah, hutan lindung, semua ada, tinggal Pansus DPRD akomodatif atau tidak? Sindir aktivis 98 itu.

Pria gempal yang sering jadi saksi ahli di persidangan itu mennjelaskan, koor ekosistem lanskap tanah Pelalawan terletak pada pohon Sialang.

“Pohon Sialang itulah “coor ecosistem” dan masa depan masyarakat Pelalawan. Pohon sialang simbol kelestarian lingkungan dan kebudayaan orang Pelalawan,” Dari sinilah identifikasi tata ruang dan pembangunan berkelanjutan di rancang,” bebernya.

Ketua Departemen Lingkungan ICMI itu menilai, “Pansus DPRD Pelalawan harus akomdatif terhadap masukan dari LAM Pelalawan, pemerhati gambut dan bisa meminta masukan dari ahli,” katanya.

“Kalau tidak, ajablah LAM Pelalawan roadshow kemane – mane, tapi negeri Pelalawan rawan bencana dan dibajak pemain gambut,” pungkas dosen yang istiqamah gundul demi nasib hutan.***

Komentari Artikel Ini