Setahun Lalu Pakar Lingkungan itu Sudah Kritisi Ekologi Riau

Bagikan Artikel Ini:

Setahun Lalu Pakar Lingkungan itu Sudah Kritisi Ekologi Riau

Suaraburuhnews.com – Pekanbaru – Bencana alam yang bertubi tubi melanda Riau disinyalir terjadi karena pengerukan sumberdaya alam yang telah lama berlangsung. Demikian kesimpulan yang disampaikan pakar lingkungan nasional Dr. Elviriadi melalui pesan whatsapps kepada Wartawan RanahRiau.com, Ahad (11/8/2019).

“Mulai dari penggundulan hutan tanah jutaan hektar, penggusuran sakai, mandi limbah, kabut asap alias ISPA, kriminalisasi penduduk kampung, sampai larangan membakar ladang sekarang ini. Semua itu mungkin sudah menjadi taqdir bagi kami orang Melayu Riau. Nasi telah jadi bubur,” sindir aktivis 98 itu.

Putra Selatpanjang yang tercatat sebagai Anggota Tetap Society of Ethmobiologi di kampus Ohio State University itu menambahkan, kepedihan itu diterima masyarakat Riau dengan pasrah. ” Sejak awal pembangunan kehutanan dan lingkungan di negeri melayu tak permah mengapresiasi penduduk lokal. Tiba – tiba tatanan adat istiadat dan kearifan ekologis Riau berantakan dihantam gelombang industrialisasi perkebunan dan kehutanan yang memangsa anak cucu,” katanya.

“Jadi jangan over acting-lah dengan gejala asap bin Karhutla, deforestasi (penggundulan) itulah akar masalahnya yang sengaja dilupakan orang. Kalau hutan tak gundul, gambut pasti lembab dan takkan terbakar walaupun siram bensin,” kata peneliti rawa gambut ini.

Ketua Majelis LH Muhammadiyah itu menyayangkan pemerintah tidak melakukan koreksi fundamental terhadap bencana asap yang terjadi. Dia menjelaskan, upaya mengerahkan TNI/Polri, BNPB, bahkan pendirian Badan Restorasi Gambut (BRG) itu sebuah tindakan eskapistis (pelarian).

” Solusinya, negara tinjau penggunaan lahan/hutan, masak untuk kebun perorangan dikasi jutaan hektar, mana kuat lagi daya dukung lingkungan kalau gitu. Bencanalah yang tiba. Negara harus konfrontir dong hulu masalah, hadapi aja, kok malah muter muter kutak atik aspek hilir nya bikin BRG dan Satgas Karhutla segala macam?. Berarti pelarian dari masalah dan membuang duit rakyat,” tutup dosen yang istiqamah gundul kepala demi hutan Riau dan Ketua Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu.

Artukel ini sudah tayang di RanahRiau.co dengan judul, DR. Elviriadi: Sudah Takdir Kami, Riau Menerima Penaklukan Ekologis.

Poto : Internet

Komentari Artikel Ini