Bau Busuk Pangkalan Kerinci; Ini penjelasan Pakar Lingkungan Dr Elviriadi

Bagikan Artikel Ini:

Bau Busuk Pangkalan Kerinci; Ini penjelasan Pakar Lingkungan Dr Elviriadi

Suaraburuhnews.com – Pangkalan Kerinci – Masyarakat Pangkalan Kerinci diresahkan oleh bau busuk yang berasal dari perusahaan pembuat rayon yakni PT APR (Asia Pasik Rayon).

Aliansi Menolak Bau Busuk kemarin Sabtu (14/3/2020) melakukan aksi. Sudah kelima kalinya aksi penolakan bau busuk ini dilakukan warga Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

Menyikapi itu, pakar Lingkungan DR Elviriadi merasa terpanggil menjelaskan ke publik sebagai tanggung jawab moral.

“Ya, sebagai ilmuan saya merasa terpanggil menjelaskan pencemaran udara ini kepada masyarakat Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan,” katanya saat dihubungi suaraburuhnews.com (sbnc) melalui aplikasi Whatsaaps.

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah ini menjelaskan, kemungkinan yang menyebar di udara itu zat klorin.

“Klorin dengan nama kimia (Cl-2) berbentuk gas kuning kehijauan yang sangat halus, bila terikat dengan Natrium (Na) berfungsi sebagai pemutih dan penghalus kain, kertas atau air,” katanya.

Dosen UIN Suska itu menambahkan, penggunan klorin untuk pabrik pulp atau tekstil harus extra hati hati.

“Penggunaan klorin harus ekstra hati- hati, bila IPAL (Instalasi Pengelola Limbah) bocor atau lepas ke udara, bisa menimbulkan dampak serius bagi manusia,” katanya.

Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu merinci, bila senyawa organoklorin seperti PCBs, Dioksin, DDT lepas ke udara atau ke media lingkungan maka terjadi ancaman kesehatan.

“Ya, senyawa organoklorin apabila masuk ke tubuh manusia bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh, merusak hepar/hati, ganggunan pencernaan, gangguan pernafasan dan iritasi, ” jelas mantan aktivis mahasiswa itu.

Oleh itu, kata dia, pihak perusahaan harus segera memperbaiki pengolahan limbahnya sebelum dampak klorin semakin menyerang masyarakat Pangkalan Kerinci.

“Pemkab Pelalawan dan DPRD, jangan tutup mata lah, ” pungkas putra Malayu Selatpanjang yang istiqamah gunduli kepala demi nasib hutan.(sbnc).

Poto: DR. Elviriadi, Pakar Lingkungan.

Komentari Artikel Ini