BENCANA ASAP KAPANKAH AKAN BERAKHIR

Bagikan Artikel Ini:

Suaraburuhnews.com – Pangkalan Kerinci – Asap bencana tahunan yang belum teratasi. Setiap tahun bencana yang melanda semua mahluk hidup ini  seperti tanpa solusi. Mengapa tidak. setiap tahun bencana ini pasti ada.

Tak habis pikir mengapa bencana ini seperti dibiarkan tanpa ada solusi. Apakah ini sengaja dibiarkan atau memang tak ada pemikir-pemikir yang tak bisa menemukan konsep agar tidak terjadi bencana ini. Atau barangkali memang pemerintah yang tak serius untuk menangulanggi asap ini sehingga rakyat keracunan.

Isi alam sudah tak ada lagi keseimbangan. Para praktisi dan pemerhati  serta peduli lingkungan lenyap ketika perhatian mereka konsen terhadap lingkungan oleh himpitan kapitalis yang berdampingan dengan penguasa. Sejengkal lahan tak sedikit tersisa oleh kerakusan lahan untuk kepentingan usaha kapitalis.

Baca Juga :  HOAX: FILTER DULU SEBELUM DI SEBARLUASKAN

Hutan-hutan penyangga, hutan adat dan bahkan hutan lindung juga habis. Lalu dimana lagi proses penyaringan udara yang bisa mengeluarkan oksigen yang sehat untuk dihirup sebagai udara yang segar. Sungai-sungai luluh lantak oleh kanal-kanal perkebunan milik “Aseng”. Bahkan tak terhitung ribuan kanal perkebunan yang bermuara ke Sungai Kampar.

Para penguasa terlalu dekat dengan pengusaha. Mereka bermesraan diatas penindasan dan kesengsaraan rakyat kecil. Pencurian lahan yang tak sesuai dengan izin yang diberikan negara sepertinya biasa-biasa saja oleh kepentingan. Temuan pansus DPRD Riau atas pencurian lahan oleh hampir semua perusahaan perkebunan dan HPHTI seperti dipeti es – kan saja sampai saat ini.

Baca Juga :  HOAX: FILTER DULU SEBELUM DI SEBARLUASKAN

Mereka bergelimang dengan berbantalkan dolar, tetapi masyarakat yang mengalami penyakit sesak napas, ISPA dan penyakit lainya. Hak-hak dasar anak bangsa hilang ulah polusi ini. Entah sampai kapan sekolah diliburkan. Kalaupun gumpalan asap masih menyelimuti, kemungkinan hari libur akan diperpanjang. Andaikan diperpanjang betapa meruginya anak didik tak bisa belajar dan mengajar di seolahnya.

Sesungguhnya bencana apapun yang terjadi dan kita alami karena perbuatan manusia yang seakah dengan pengunaan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah alam. Manusia lebih cendrung memimikirkan sesaat untuk merusak alam ketimbang untuk melestarikannya.(Rj)

Komentari Artikel Ini