Duel Adu Kekuatan Ilmu Kebal, Akhirnya Pelajar Tewas

Bagikan Artikel Ini:

Bogor – Kasus perkelahian pelajar ala gladiator kembali terjadi di Bogor, Jawa Barat.

Setelah menewaskan Hillarius Christian Even Raharjo beberapa waktu lalu, kejadian serupa menimpa siswa SMP di Rumpin, Kabupaten Bogor. Korban, ARS, 16, tewas setelah berduel dengan temannya, DM.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa yang menimpa pelajar SMP Islam Asy-Syuhada, Rumpin, itu terjadi di Kampung Leuwihalang, Desa Gonang, Kabupaten Bogor, Jumat sore (24/11).

Sebelumnya korban dan pelaku membuat janji bersama empat teman yang lain untuk berduel satu melawan satu.

Mereka bahkan membawa senjata tajam untuk beradu ilmu kebal. Nah, saat korban dan pelaku berduel, sabetan celurit mengenai tubuh korban.

Akibatnya, korban terluka di pinggang belakang, pinggul, dan lengan. Lantas, korban dilarikan ke Puskesmas Rumpin.

Namun, sekitar pukul 17.45 WIB, nyawa korban tidak tertolong.

Kakak korban, Dumyati, 22, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rumpin.

Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

Baca Juga :  Bus Sekolah PT ADEI Plantation & Industri Terbalik

Kapolsek Rumpin Kompol Surdin Simangunsong mengatakan, berdasar hasil pemeriksaan, salah seorang saksi, Fadlan, mengatakan bahwa korban terlibat perkelahian tiga melawan tiga.

Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. ”Ada baju koko putih, switer merah maron, dan celana seragam SMP warna biru,” kata Surdin.

Hingga kini, pihaknya menyelidiki kasus tersebut. Menurut dia, keluarga menolak jasad korban diautopsi.

”Kami sudah memberikan pengertian mengenai kewajiban otopsi,” ujarnya.

Surdin mengungkapkan, seorang pelaku, DM, sudah diamankan. Pelajar dari SMP lain itu pun menjalani pemeriksaan di Polsek Rumpin.

Menanggapi kasus tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi menyatakan prihatin.

Menurut dia, peristiwa serupa harus segera dihentikan dengan melakukan upaya pencegahan di sekolah.

Dia menilai, perkelahian bisa terjadi lantaran anak-anak jauh dari pengawasan orang tua dan sekolah.

Terlebih kejadiannya bukan di sekolah maupun di rumah. ”Ini harus dicegah agar tidak terulang,” kata Ahmad, saat ditemui di SMA Negeri 1 Kota Bogor.

Baca Juga :  Sinarmas Grup Menadah dan Menampung Kayu Alam Riau dari Sumber Ilegal

Karena itu, menurut Ahmad, sekolah harus ramah anak dan lebih bersahabat.

Semua yang ada di sekolah harus mengedepankan nilai-nilai persahabatan, nilai-nilai keramahan, sehingga bisa mengurangi berbagai macam keberingasan anak.

Hadadi pun berpesan agar siswa lebih baik mengalihkan kegiatan negatif ke kegiatan positif, seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang disediakan sekolah atau kegiatan yang lain.

Misalnya, Pramuka, PMR, kegiatan seni, keagamaan, atau olahraga. ”Itulah yang harus menjadi kesibukan anak-anak sehingga semua potensi anak itu tersalurkan,” tambahnya.

Di tempat terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Wasto Sumarno menegaskan segera melakukan evaluasi regulasi pendidikan, khususnya di Kabupaten Bogor.

Menurut Wasto, ada ruang kosong sehingga pihak sekolah dan keluarga tidak bisa mengawasi, yakni lingkungan.

Dia pun menyesalkan peristiwa tersebut hingga mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.***

Editor : Rojuli
Sumber : jppn.com

Komentari Artikel Ini