Gambaran Hidup Tentara Wanita Korea Utara yang Mengetlrikan: Diperkosa Berulang Kali hingga Kekurangan Gizi

Bagikan Artikel Ini:

Korea Utara – Cerita mengerikan tentang kondisi untuk tentara Korea Utara, warganya, dan tahanan hampir tidak ada habisnya untuk diperbincangkan.

Namun baru-baru ini seorang mantan tentara wanita Korea Utara, Lee So Yeon membeberkan kondisi ngeri yang dialami para tentara wanita.

Bahkan kondisi itu disebut-sebut jauh lebih buruk dari tentara pria.

Melansir dari Koreaboo, perempuan Korea Utara di atas usia 18 tahun diwajibkan untuk menjalani wajib militer selama 7 tahun.

Saat wajib militer itulah kehidupan mereka yang seperti neraka dimulai.

Mereka menderita kekurangan gizi, mendapatkan kekerasan seksual termasuk pemerkosaan.

Selain itu mereka juga hidup dengan kondisi yang mengerikan.

Baca Juga :  Bus Sekolah PT ADEI Plantation & Industri Terbalik

“Komandan Kompi akan tinggal di kamarnya di unitnya lalu berjam-jam memperkosa tentara wanita di bawah komandonya. Ini akan terjadi berulang-ulang tanpa akhir. ” ungkap Lee So Yeon.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Lee So Yeon, yang telah membelot lebih dari 10 tahun lalu, menggambarkan kengerian di pangkalan tempatnya pernah tinggal.

“Kasur tempat tidur kami terbuat dari kulit padi, jadi semua bau badan akan meresap ke kasur. Kasurnya tidak terbuat dari kapas. Karena terbuat dari sekam beras, semua bau dari keringat dan bau lainnya bercampur di sana; Itu sangat tidak menyenangkan,” cerita Lee So Yeon.

Baca Juga :  Sinarmas Grup Menadah dan Menampung Kayu Alam Riau dari Sumber Ilegal

Mirisnya lagi siklus haid para tentara tersebut dilaporkan berhenti karena kekurangan gizi.

“Setelah enam bulan sampai satu tahun pelayanan militer, kita tidak mengalami menstruasi lagi karena kekurangan gizi dan lingkungan yang penuh tekanan,”tambahnya.

Namun jika siklus haid mereka berhenti, para tentara wanita justru lega karena mereka tak harus mengurusi masalah ‘kewanitaan’ di tempat yang sangat mengerikan.

Selain menjalankan tugas rutin mereka, para wanita juga diharuskan memasak dan bersih-bersih.

Apalagi masyarakat Korea Utara masih menjunjung pemikiran tradisionalnya dimana peran pria lebih dominan daripada wanita.

Karenanya semua pekerjaan bersih-bersih dan memasak dilakukan para tentara wanita.

Editor : Rojuli

Komentari Artikel Ini