Nasib Mantan Perdana Menteri Najib Razak Diujung Tanduk

Bagikan Artikel Ini:

Suaraburuhnews.com – Nasib mantan Perdana

Menteri Malaysia Najib Razakdi ujung tanduk.

Usai menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia, kesalahannya terus dibongkar.

Selain skandal dugaan korupsi, Najib juga dituduh melakukan pembunuhan secara keji terhadap seorang wanita.

Wanita bernama Altantuya Shaariibuu diduga dibunuh lalu diledakkan dengan bom C4.

Tubuh uperempuan asal Mongolia itu hancur lebur.

Pada 2006 itu kasus tersebut mulai diselidiki polisi.

Najib Razak yang saat itu menjadi Menteri Pertahanan ikut ditahan bersama seorang polisi.

Sirul Azhar Umar (45) nama mantan polisi itu.

Dikutip dari www.hmetro.com.my, Sirul bersedia membeberkan pelaku pembunuhan Altantuya.

Syaratnya, dia mendapat ampunan dari kerajaan Malaysia.

hmetro.com.my menulis, “Sirul yang kini dalam tahanan di Brisbane, Australia selepas melarikan diri dari negara ini pada 2015, menegaskan bahwa dia diarahkan oleh ‘individu penting’ untuk membunuh wanita itu.

Altantuya dibunuh dan mayatnya diletupkan dengan bahan letupan gred tentera.”

Kasus ini mengejutkan publik karena melibatkan Najib Razak.

Najib Razak didakwa terlibat dalam pembelian kapal selam Scorpene buatan Perancis pada tahun 2002.

Portal berita Malaysiakini.com menyatakan bahwa Sirul bersedia membantu kerajaan baharu

Malaysia dalam kasus kapal selam itu.

“Saya bersedia membantu kerajaan baharu bagi memberitahu apa yang sebenarnya berlaku jika kerajaan sekarang menjanjikan

Baca Juga :  Truk Anggota Dewan Pelalawan Lenyap Dini Hari

pengampunan penuh kepada saya,” kata Sirul yang dipetik dari Malaysiakini.

Masih dikutip dari hmetro.com.my, agensi berita Reuters melaporkan kemungkinan kasus pembunuhan model Mongolia 12

tahun lalu dibuka akan mendatangkan masalah bagi Najib ketika kerajaan baharu meneruskan pemeriksaan terhadap dirinya.

Presiden Mongolia baru-baru ini minta pemimpin baru Malaysia menegakkan keadilan untuk Altantuya.

Sementara pegawai polisi yang dituduhkan membunuh korban mengaku siap bekerja sama dengan jika diberikan pengampunan penuh.

Dalam kasus pembunuhan model Mongolia itu, dua pegawai polisi didapati bersalah dan dijatuhi hukuman mati.

Namun persoalan siapa yang mengarahkan mereka membunuh Altantuya masih tidak berjawab sampai saat ini.

Kasus korupsi

Dikutip dari Grid.id, mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak itu tersandung skandal kasus megakorupsi.

Ia diketahui menjual aset negara sebanyak 65 persen kepada pihak asing dan membungkam media massa Malaysia.

Akibat tindakannya itu, Najib Razakbeserta istrinya, Rosmah Mansor, harus berhadapan dengan hukum.

Bukan hanya kasus korupsinya saja yang terungkap.

Pihak berwenang Malaysia juga menemukan keterlibatan Najib Razakdalam kasus pembunuhan wanita bernama Altantuya Shaaribu tahun 2006 silam.

Rupanya Altantuya adalam wanita simpanan Najib Razak.

Altantuya dilahirkan pada tahun 1978 dari pasangan Shaaribuu Setev dan ibunya Sh Altantsetseg.

Baca Juga :  Sinarmas Grup Menadah dan Menampung Kayu Alam Riau dari Sumber Ilegal

Ia dibesarkan di Rusia dan mengenyam pendidikan di Prancis serta Tiongkok.

Berkat pendidikan internasionalnya ia fasih berbahasa Rusia, Inggris, Mandarin dan Prancis yang kemudian tahun 1990 ia kembali ke negara asalnya, Mongolia.

Saat kembali ke Mongolia ia bekerja sebagai seorang guru karena sesuai dengan jurusan mata kuliahnya, penerjemah bahasa dan model paruh waktu.

Altantuya bertemu dengan Najib Razak di Hong Kong pada tahun 2005.

Kala itu Najib Razak masih menjabat sebagai analis pertahanan dari tangki pemikiran Pusat Penelitian Strategis Malaysia.

Di situlah keduanya menjalin hubungan spesial walaupun Altantuya tahu Najib sudah beristri.

Tahun 2006, Altantuya menyusul Najib Razak ke Malaysia yang sudah menjadi Menteri Pertahanan.

Tak lama tinggal di Malaysia nasib malang menemui Altantuya.

Saat hendak pindah ke rumah Najib Razak, ia malah diculik dan dibunuh.

Altantuya ditembak dua kali dan diledakkan dengan bom C4 hingga tubuhnya hancur.

Pemakaian bom C4 ini menimbulkan kecurigaan.

Pasalnya bom C4 hanya digunakan oleh militer.

Tiga orang polisi dan Najib Razak, termasuk seorang anggota Pasukan Gerakan Khas Malaysia ditangkap oleh pihak berwajib terkait hal ini.

Sumber : bangkapos.com

Komentari Artikel Ini