PT RAPP TAK KONSISTEN PATUHI ATURAN TANAMAN KEHIDUPAN

Bagikan Artikel Ini:

Suaraburuhnews.com – Pangkalan Kerinci – Tanaman kehidupan bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk pengelolaan sampai menghasilkan. Karena tanaman kehidupan merupakan syarat mutlak dan wajib dipatuhi oleh PT. RAPP karena aturan perundang – undangan yang mengikatnya.

Namun fakta di lapangan sungguh menyedihkan. Effendi  masyarakat Teluk Meranti ketika dijumpai suaraburuh, Senin (11/5/15) mengatakan sesungguhnya apa yang terjadi kondisi tanaman kehidupan di Kelurahan Teluk Meranti.

” Seharusnya tanaman kehidupan seluas 5.225 itu masyarakat sebentar lagi menuai hasil. Tetapi jangankan bicara hasil tanaman kehidupan sampai hari ini masih ada yang belum tertanam. Kelurahan Teluk Meranti alokasi lahan tanaman kehidupan seluas 2.300 Ha. Seharusnya saat ini tidak bicara ditanam atau tidaknya tanaman karet itu, tetapi seharusnya sudah memikirkan panen, pabrik dan pasar,” ujar Effendi masyarakat Teluk Meranti.

Lanjut Effendi,” Selain itu, PT. RAPP tak mementingkan tanaman kehidupan. Perusahaan lebih mementingkan tanaman pokoknya yakni kayu akasia. 571 Ha adalah lahan tanaman kehidupan yang seharusnya lahan tersebut ditanam tanaman karet tetapi di kok ditanam akasia. Artinya perusahaan sudah mengurangi luasan 551 Ha yang seharusnya ditanam karet. Perusahaan PT. RAPP menanamnya dengan tanaman akasia. Dan masyarakat disuap melalui tim 40 dengan duit dengan alasan luas lahan tanaman kehidupan tidak cukup. Padahal bukan tidak cukup tetapi ditanam tanaman pokonya akasia,” tutur Effendi.

Effendi menambahkan,” Ada 3 lokasi tanaman kehidupan. Lokasi di Meranti 1 tanaman kehidupan tak begitu terawat. Lokasi Meranti 2 dan 3 sungguh tidak terawat lagi. Informasi ini pengakuan buruh atau pekerja yang berkerja di salah satu kontraktor di perusahaan tersebut. Yang lebih pahit lagi perusahaan mengimformasikan beberapa bulan yang lalu kepada masyarakat bahwa seluas 351 Ha lahan tanaman kehidupan yang ada sekarang tidak cocok lagi untuk ditanam karena banjir dan berbagai alasan perusahaan. Saya yakin ini alasan yang dibuat-buat oleh perusahaan, ” tutup Effendi yang didampinggi tokoh masyarakat yang anti PT. RAPP.

Sementara itu banyak permasalahan yang merugikan masyarakat Semenanjung Kampar  oleh PT. RAPP.  Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Gambut Masyarakat Riau (JGMR) koordinator Pelalawan, Erianto mengatakan kepada suaraburuh, ” Kita sudah menyurati management APRIL di SInggapore pada bulan Februari yang lalu. Isi surat itu terkait dengan ketimpangan di lapangan yang dilakukan perusahaan PT. RAPP yang sangat tidak serius menagani permasalahan tanaman kehidupan ini. Namun sampai hari ini manajement tersebut belum memberikan jawaban kepada JGMR,” tutup Eianto. (Rj)

Komentari Artikel Ini