Tak Ada Kejutan Presiden Pulang Kabut Asap tak Hilang

Bagikan Artikel Ini:

Tak Ada Kejutan Presiden Pulang Kabut Asap tak Hilang

Tajuk

Suaraburuhnews.c – Pangkalan Kerinci  – Pada hal harapan jutaan rakyat Indonesia yang terkena dampak kabut asap khususnya di provinsi Riau berharap banyak agar Presiden Republik Indonesia datang melihat fakta kabut asap sebenarnya terjadi setelah pulang ke istana kabut asap hilang.

Nanun faktanya setelah Pak Jokowi kemarin sore Selasa (17/9) meninggalkan propinsi Riau kabut asap tak lenyap bahkan sama saja.

Pantauan sbnc pagi ini Rabu (18/9) kabut asap tebal masih terus menyelimuti awan Kabupaten Pelalawan.

Sepanjang jalan bahkan sampai ke mana – mana kabut asap tebal masih menutupi awan Pelalawan.

Kami rasa kemauan Pak Jokowi juga sama dengan kemamauan rakyat tertimpa musibah kabut asap ini. Yaitu kabut asap atau polusi apapun yang diakibatkan kabut asap bisa hilang apalagi ketika beliau sudah turun tangan mengatasi persoalan polusi ini.

Itikadnya selaku Kepala Negara sudah dia tunjukan kepada masyarakat Riau sehingga mantan Walikota Solo itu bermalam di negeri Melayu ini.

Tidak itu saja, beliau juga turun ke lapangan di tempat karhutla terjadi. Di Pelalawan lokasinya di Desa Merbau Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Kemudian dilanjutkan ke Kabupaten Kampar.

Terhitung, sudah 17 hari kabut asap tebal terus – menerus menyelimuti Kabupaten Pelalawan  propinsi Riau.. Pertamanya kabut asap terjadi di dalam catatan sbnc pada hari Senin (2/9) dan sekarang Jari Rabu (18/9).

Kualitas udara kabut asap menurut BMKG tadi malam di Riau khususnya di Pekanbaru kualitas udara sudah turun dalam status ‘berbahaya’ yang sebelumnya ‘sangat berbahaya’.

Sebelumnya, dari data BMKG pada Senin (16/9) malam pada pukul 21.00 WIB terdeteksi asap di wilayah Riau cukup berbahaya yang sebelumnya sangat berbahaya.

Kebakaran hutan dan lahan terus terjadi. Luas lahan terbakar akibat karhutla di wilayah Riau menurut catatan BNPB yaitu seluas 49.266 hektar.

Sejumlah luas lahan terbakar lahan gambut seluas 40.553 ha dan mineral 8.713 ha (Kompas).

Karhutla yang masih terus berlangsung ini mengakibatkan dampak yang luas selain kerusakan lingkungan dan kesehatan, juga aktivitas kehidupan warga masyarakat.

Komentari Artikel Ini