22 Hari Derita Kabut Asap, jangan Diam Bukalah Mata dan Telinggamu

Bagikan Artikel Ini:

22 Hari Derita Kabut Asap, jangan Diam Bukalah Mata dan Telinggamu

Suaraburuhnews.com – Pangkalan Kerinci – Terhitung, sudah 22 hari kabut asap tebal terus – menerus menyelimuti Kabupaten Pelalawan propinsi Riau. Pertamanya kabut asap terjadi di dalam catatan sbnc pada hari Senin (2/9) dan sekarang Hari Senin (23/9).

Dua puluh dua hari sudah cukup terlalu lama paru-paru rakyat Riau menghirup kabut asap. Ratusan ribu rakyat Riau menjadi korban ISPA. Paru -parunya sesak dan dikotori kabut asap ulah kebakaran hutan dan lahan. Satu per satu nyawa melayang, balita, dewasa dan lansia.

Karhutla yang masih terus berlangsung ini mengakibatkan dampak yang luas baik dari segi kesehatan maupun dari sisi pendidikan dan ekonomi. Dalam catatan ekspos Jikalahari bahwa masyarakat propinsi Riau yang terkenak ISPA sebanyak 281.626 jiwa. Berbagai kegiatan terganggu seperti kegiatan sosial, pendidikan dan ekonomi.

Kebakaran hutan dan lahan terus terjadi. Luas lahan terbakar akibat karhutla di wilayah Riau semakin meluas. Dari bulan Januari sampai sekarang sudah 46 ribu hektar luas karhutla (Jikalahari).

Menurut presiden Jokowi bahwa Karhutla yang terjadi teroganisi dan salah satunya dimanfaatkan untuk pembersihan lahan atau land clearing untuk ditanami sawit atau akasia oleh pelaku Karhutla.

Derita kabut asap yang lebih dua minggu ini hanyalah menambah pedih derita rakyat Riau. Para penguasa menari-nari di atas penderitaan rakyatnya sendiri. Kabut Asap melalui kebijakannya juga tidak mampu menampakkan hasil. Terbukti sudah 22 hari kabut asap tak hilang dan berkurang. Sementara rakyat terus dan terus pengap-pengap dalam bernapas.

Mereka hanya bisa berjanji dalam kampanye tentang polusi setelah terpilih lupa semua janjinya.

Fakta yang menyedihkan ini semuanya seperti menonton kepahitan yang diderita oleh rakyatnya. Membiarkan rakyatnya mati pelan-pelan karena kabut asap. Dari hari ke hari kualitas udara sudah sangat berbahaya bagi rakyat. Tadi malam data dari BMKG menunjukan bahwa kualitas udara di negeri Melayu ini menunjukan diangka 600. Artinya begitu jeleknya kualitas udara yang melanda negeri ini.

Lalu mengapa mereka diam. Presiden Republik Indonesia diam, Menteri KLHK diam, Gubernur dan Bupati semuanya diam. Apakah dibiarkan dulu rakyat ini bertambah banyak korban bencana kabut asap? Sungguh sesuatu yang aneh. Ketika anak negeri dalam musibah mereka seakan membiarkan fakta dan derita ini.

Bukalah matamu pasti akan melihat kami dalam kabut asap ini yang pengap-pengap dalam bernapas. Buka jugalah telinggamu, kalian akan juga dengar jeritan kami karena sakit dan derita kami ulah kabut asap. Lalu apakah dirimu juga tidak akan tersentuh untuk peduli dengan fakta ini kakau demikian maka kami atas nama rakyat Indonesia sedih yang berkepanjangan terhadap pemimpin kami.

Lalu pertanyaan mau dijadikan apa rakyat Riau ini yang sudah 22 hari disalai oleh kabut asap ini? Apakah besok dan seterusnya akan mereka akan diam? (sbnc: tajuk).

Komentari Artikel Ini